Dikala
senja menyapa, seorang putri duduk termenung di
gajebo kamarnya, sembari melihat pria disudut taman. Terdengar riyuh
alunan nada merdu, peyikan gitar dari jemari tangan nya.
Tak
henti putri itu memperhatikannya, seketika tak sadar bahwa sang pria pun
sesekali memperhatikan, menengok kepada sang putri sembari memetik gitarnya,
sang putri begitu menikmati nada suara yang sedang dimainkan pria itu, pria
tampan nan mempesona.
Seiring
waktu berjalan, sang putripun terheran heran dibenaknya. Dalam otaknya
bertanya, siapa sosok pria disudut taman sana, yang selalu memetik gitar
memberikan alunan nada indah disetiap senja?. Mungkinkan ia hanya pemuda biasa
yang sekedar menghabiskan waktu bernyanyi ditaman, atau ..........................
Ah, sudahlah! Pikiranku entah melayang kemana., entah apa yang ku pikirkan.
Dalam
tiap malamnya, sang pria pun memikirkan, siapakah gerangan wanita cantik yang
selalu memperhatikan ku dikala ku bernyanyi memetik gitar kesayangan ku di
setiap senja, tak henti setiapku berada ditaman, ia selalu ada disana, aku
selalu bertanya-tanya, mencari tahu siapakah nama putri itu cantik itu?. Kacau
pikiranku! Nada yang semula lancar, pikiran yang semula berkonsentrasi dalam
nada-nada, seketika buyar. Hanya karena putri cantik itu.
Akhirnya,
disuatu senja kemudian, sang putri dengan nekatnya memberanikan diri untuk
dapat melihat lebih dekat sang pria, tetapi tetap tanpa sepengetahuan sang
pria. Duduk di beberapa meter jaraknya dari sang pria. Dengan bertemankan
sebuah novel di gengaman sang putri. Buku yang di gengamnya bukanlah untuk
dibaca, melaikan hanya sebagai alasan agar tetap berada disana, dan tetap dapat
mendengar sang pria bernyanyi dari jarang yang lebih dekat dari sebelumnya. Tak
sadar saat sang putri menikmati setiap petikan gitar dan nyanyian yang keluar
dari mulut sang pria, ternyata sang pria menyadari bahwa ada sosok yang hilang
di gajebo sana. Bertanya “kemana sang putri yang biasanya berdiri disana
mendengarkan nyanyian ku?”.
Putri,
kau tak ada disana, ditempat biasanya kau memperhatikanku, kemanakah kau putri?
Ataukah kau.... Tidak! Ku tak ingin berfikir yang lain. Yang ku tau kau
hanyalah wanita yang cantik, aku hafal senyummu, parasmu, dengan sentuhan
sentuhan alami wajahmu. Putri cantik, kemanakah kau gerangan? Putri, padahal
hari ini aku ingin sekali menyapamu, setelah setiap senja kita tak saling
menyapa, hanya saling memperhatikan satu sama lain, kita sama sama pecundang. Andai
kau tahu, besok aku sudah tak akan lagi duduk di taman ini, andai kau ada
disina hari ini. Sudahlah, apakah mungkinini takdir kita. (sang pria tak
menyadari sosok yang ia cari ada didekatnya).