Senin, 10 Maret 2014

Petikan Gitar Senja


Dikala senja menyapa, seorang putri duduk termenung di  gajebo kamarnya, sembari melihat pria disudut taman. Terdengar riyuh alunan nada merdu, peyikan gitar dari jemari tangan nya.

Tak henti putri itu memperhatikannya, seketika tak sadar bahwa sang pria pun sesekali memperhatikan, menengok kepada sang putri sembari memetik gitarnya, sang putri begitu menikmati nada suara yang sedang dimainkan pria itu, pria tampan nan mempesona.

Seiring waktu berjalan, sang putripun terheran heran dibenaknya. Dalam otaknya bertanya, siapa sosok pria disudut taman sana, yang selalu memetik gitar memberikan alunan nada indah disetiap senja?. Mungkinkan ia hanya pemuda biasa yang sekedar menghabiskan waktu bernyanyi ditaman, atau .......................... Ah, sudahlah! Pikiranku entah melayang kemana., entah apa yang ku pikirkan.

Dalam tiap malamnya, sang pria pun memikirkan, siapakah gerangan wanita cantik yang selalu memperhatikan ku dikala ku bernyanyi memetik gitar kesayangan ku di setiap senja, tak henti setiapku berada ditaman, ia selalu ada disana, aku selalu bertanya-tanya, mencari tahu siapakah nama putri itu cantik itu?. Kacau pikiranku! Nada yang semula lancar, pikiran yang semula berkonsentrasi dalam nada-nada, seketika buyar. Hanya karena putri cantik itu.

Akhirnya, disuatu senja kemudian, sang putri dengan nekatnya memberanikan diri untuk dapat melihat lebih dekat sang pria, tetapi tetap tanpa sepengetahuan sang pria. Duduk di beberapa meter jaraknya dari sang pria. Dengan bertemankan sebuah novel di gengaman sang putri. Buku yang di gengamnya bukanlah untuk dibaca, melaikan hanya sebagai alasan agar tetap berada disana, dan tetap dapat mendengar sang pria bernyanyi dari jarang yang lebih dekat dari sebelumnya. Tak sadar saat sang putri menikmati setiap petikan gitar dan nyanyian yang keluar dari mulut sang pria, ternyata sang pria menyadari bahwa ada sosok yang hilang di gajebo sana. Bertanya “kemana sang putri yang biasanya berdiri disana mendengarkan nyanyian ku?”.


Putri, kau tak ada disana, ditempat biasanya kau memperhatikanku, kemanakah kau putri? Ataukah kau.... Tidak! Ku tak ingin berfikir yang lain. Yang ku tau kau hanyalah wanita yang cantik, aku hafal senyummu, parasmu, dengan sentuhan sentuhan alami wajahmu. Putri cantik, kemanakah kau gerangan? Putri, padahal hari ini aku ingin sekali menyapamu, setelah setiap senja kita tak saling menyapa, hanya saling memperhatikan satu sama lain, kita sama sama pecundang. Andai kau tahu, besok aku sudah tak akan lagi duduk di taman ini, andai kau ada disina hari ini. Sudahlah, apakah mungkinini takdir kita. (sang pria tak menyadari sosok yang ia cari ada didekatnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar