Diruang tanpa kata, rindu itu tersandera. Menjadi tahanan
ditaman kota yang tak lelah memproklamirkan janji-janji
penyatuan. Riuh menggelitik getar yang lama tersimpan di
tebing ketakutan.
Diruang tanpa kata, rindu itu tunduk teduh pada keakuan
perasaan. Setia berkelok pada muara hati yang bernaung atas
nama cinta. Tanpa syarat merelakan diri berkubang tawa-
merekah dan peluh-gelisah yang saling berganti memamah
bahagia juga luka.
Di ruang tanpa kata, kesetiaan itu tetap terjaga. Menunggu
datangnya masa saat perjamuan mencetak nyata. Dua wajah
bertemu, saling tatap dari kedalamannya dan menghidangkan
cinta sebagai menu utama yang merunut pada mata hati,
senyatanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar