AKU masih berdiri dijalan yang sama.
MENANTIMU dengan nafas terengah dan gontai kaki menjejak tanah hatimu.
Dipucuk menara gading, rindu kesumatku.
Menjepit setiap kedip mata dengan sketsa wajahmu.
Telak memasungku.
KAMU.
Sedetik menjauh, sedetik mendekat.
PERGI, lalu KEMBALI.
ADA, lalu TIADA.
Melemparku dalam pusaran getar tak bertepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar