Senin, 22 Juli 2013

Begitulah Cinta, Beginilah Kita ( DEAR YOU )

-Begitu sederhana, kita memalukan
 Perjumpaan sesaat yang menyekat tetap, menggelitik
 getarku seketika. Menghadirkan bilur senyum yang
 menyempuh pagi dalam malam ku. Tanpa ragu, kucetak
 prasasti cinta diatas keakuan perasaanku.
 Begitupun dirimu.

-Begitu bermakna, kita jalani kebersamaan
 Selain bahagia, apalagi yang bisa kureka-reka saat
 bersamamu. Selebihnya adalah damba untuk segera bisa
 mengukir janji suci dalam doa-doa yang ditasbihkan.
 Menjadi dua manusia yang hidup dengan dan atas nama
 cinta saja, tidak lain. Membela cinta tanpa harus bertanya
 tanya.

-Begitu lelah, kita mencari arti
 Betapa susah memahami mau nya hati. Betapa sulit
 mengerti cinta yang menacapkan nafas kegelisahan di
 setiap jejak yang kita pijak. Kau hidup dalam ada mu, begitu
 pun aku. Titik temu dua hati yang kita iba-iba dengan
 peluh dan doa, tak jua bersambut nyata. Tawa, tangis dan
 amarah mencetak warna-warni nyata dalam barisan cinta
 yang kita coba endapkan, tanpa lelah. Tanpa kita sadari
 lajunya, tahu-tahu lelah itu tiba-tiba menciumi tapal batas
 pencapaiannya.

-Begitulah cinta, beginilah kita
 Cinta memang tak pernah salah. Cinta yang semestinya
 menuntun kita menjadi tiang dan jembatan yang saling
 seia tanpa syarat, ternyata belum juga mengewantah utuh,
 lebur dalam diri kita. Selain bersandar pada apa yang kita
 yakini sebagai cinta, selebihnya kita hanya bisa jalani dan
 berpasrah dalam doa. Berharap cinta dan penyatuan setia
 berjalan beriringan di akhir cerita. Tapi jika tidak? Mungkin,
 semestinya biarkan cinta dan perpisahan
 bergandengan dengan rahasia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar