Tanpa ditulis pun, kenangan tetap serupa buku.
Lembar demi lebarnya selalu terbuka tiap kali
kita mengingatnya. Iya, kita.
Kenangan itu ibarat cermin. Dari bening dan
buramnya, dari utuh dan retaknya, kita berkaca.
Iya, kita.
Jika kenangan kita adalah memar senja, di titik
itulah kita mengingatnya. Iya, kita.
Jika kenangan itu adalah pelangi senja, maka
ditempat kita berdiri sekarang, aku yakin kita
berbahagia. Iya, kita.
Kenangan yang membawa dan menuntun
kita kemasa berikutnya. Sebagai kita yang
dilanggengkan, dan bersama disaat sekarang
atau sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar